Kamis, 01 April 2010

PEDAGANG TAK PEDULI ETNIS CALON WALIKOTA

MEDAN (SI) – Pedagang Pasar Tradisional Simpang Melati, Kelurahan Tanjung Selamat, Medan Selayang mengaku sudah tidak peduli lagi dari mana asal dan etnis calon wali kota Medan. Sebab bagi mereka semuanya belum ada yang berpihak pada pedagang pasar.

“Tidak peduli kami dari etnis mana yang jadi calon. Semuanya sama saja. Meskipun dari etnis yang sama pun tetap saja kami digusur-gusur,” kata Eka Maria Ginting salah seorang pedagang sayur di Pasar Simpang Melati ketika di kunjungi pasangan calon Wali Kota Medan Sofyan Tan dan Wakil Wali Kota Medan Nelly Armayanti kemarin.

Eka Maria merasa lelah setiap hari harus berhadapan dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Medan yang melarang mereka berjualan. Padahal yang mereka lakukan untuk memenuhi nafkah keluarga.

Dia menegaskan, kalau umumnya pedagang siap mendukung calon manapun meskipun bukan dari etnis yang sama dengan mereka untuk maju sebagai Wali Kota Medan selama ada kepastian kalau pedagang pasar tradisional tidak akan digusur lagi.

“Meskipun dari etnis tionghoa kami siap mendukung dan memilihnya kalau dapat memberikan kepastian kami tidak akan digusur terus untuk berjualan,” ujarnya.

Hal yang sama juga dikatakan Litna salah seorang pedagang buah di pasar tersebut. Dia tidak akan memilih calon wali kota yang satu marga atau satu suku kalau tetap hanya menyengsarakan rakyat kecil yang ingin mencari nafkah halal di Kota Medan.

Litna mengaku lelah harus berhadapan dengan Satpol PP setiap kali ingin berjualan. “Kami dari jam dua tadi belum bisa berjualan karena diusir Satpol PP. Bahkan di atas parit pun tidak boleh,” katanya.

Mendengar keluh kesah para pedagang tersebut, calon nomor urut 10, Sofyan Tan menegaskan tidak ada yang berhak menggusur para pedagang kecil selama belum ada solusi yang dapat ditawarkan. Pemerintah tidak bisa sewenang-wenang mengerahkan aparatnya menggusur para pedagang tanpa memberikan jalan keluar.
“Selama belum diberikan solusi bagi pedagang pasar tradisional, tidak seorang pun bahkan pemerintah melarang mereka dalam mencari nafkah yang halal. Pedagang harus melawannya jika itu dilakukan,” kata Sofyan Tan yang didampingi Nelly Armayanti.

Menurutnya solusi bagi pedagang tradisional sangat mudah jika kepala daerahnya bersih dan memiliki kemauan kuat untuk memberikan yang terbaik bagi rakyatnya. Pedagang cukup diberikan rasa aman dan nyaman untuk berdagang di lokasi yang layak dan tidak jauh dari tempatnya berjualan. Pemerintah bisa mensubsidinya atau bekerja sama dengan perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR/tanggung jawab social perusahaan) yang tidak mengikat.

Sumber: Sindo, Kamis, 1 Januari 2010, foto: http://www.sumutcyber.com/



Tidak ada komentar: